Pengertian Pendidikan Akhlak
Dalam hal
ini, peneliti mengutip pendidikan akhlak, sebagai berikut : Bigot, Kohnstamm,
dan Pallad (1945) Pendidikan akhlak adalah bentuk tindakan manusia yang
merupakan gejala jiwa, tindakan yang merupakan respon terhadap stimulus yang
dihadapi manusia.[1]
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah usaha sadar dan tidak sadar yang
dilakukan oleh seorang pendidik untuk membentuk tabiat yang baik pada seorang
anak didik, sehingga terbentuk menjadi manusia yang taat kepada Allah.
Pembentukan tabiat ini dilakukan oleh pendidik secara kontinue dengan tidak ada
paksaan dari pihak manapun.
Ada dua
pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan
linguistik (kebahasaan), pendekatan terminologik (peristilahan).
Dari sudut
pembahasan, akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang menurut
bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan
perkataan khalaqun yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya
dengan yang berarti pencipta, demikian pula
dengan makhluqun yang berarti yang
diciptakan.
Ibnu Athir
menjelaskan bahwa: ”Hakikat makna khuluq itu, adalah gambaran batin manusia
yang tepat (yaitu jiwa dan sifat-sifatnya), sedang khalqi merupakan gambaran bentuk
luarnya (raut muka, warna kulit, tinggi rendahnya tubuh dan lain sebagainya).”[2]
Imam al-Ghazali mengemukakan
definisi akhlak sebagai berikut:
”Akhlak ialah suatu sifat yang
tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah,
dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”.[3]
”Akhlak adalah sesuatu kekuatan
dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak mana berkombinasi mambawa
kecendrungan pada pemilihan pihak yang benar (dalam hal akhlak yang baik) atau
pihak yang jahat (dalam hal akhlak yang jahat)”.[4]
Dari
beberapa pengertian tersebut di atas, dapatlah dimengerti bahwa akhlak adalah
tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang terlatih, sehingga dalam
jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan
perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan
diangan-angankan lagi.
0 comments:
Post a Comment