Thursday, September 21, 2023

ANALISIS USAHA MEBEL DI KABUPATEN NGANJUK JAWA TIMUR

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

A.  Latar Belakang

Mebelperabot atau furnitur adalah perlengkapan rumah yang mencakup semua barang seperti kursimeja, dan lemari. Mebel berasal dari kata movable, yang artinya bisa bergerak. Pada zaman dahulu meja kursi dan lemari relatif mudah digerakkan dari batu besar, tembok, dan atap. Sedangkan kata furniture berasal dari bahasa Prancis fourniture (1520–30 Masehi).[1] Fourniture mempunyai asal kata fournir yang artinya furnish atau perabot rumah atau ruangan. Walaupun mebel dan furniture punya arti yang beda, tetapi yang ditunjuk sama yaitu meja, kursi, lemari, dan seterusnya. Dalam kata lain, mebel atau furnitur adalah semua benda yang ada di rumah dan digunakan oleh penghuninya untuk duduk, berbaring, ataupun menyimpan benda kecil seperti pakaian atau cangkir. Mebel terbuat dari kayupapankulitsekrup, dll.[2]

Analisis usaha adalah analisis yang dilakukan pada bisnis mulai dari perencanaan operasional, riset produk, memprediksi pasar, dan evaluasi suatu bisnis. Kegiatan ini tidak hanya digunakan untuk mereka yang baru mendirikan bisnis. Ketika hendak mendirikan usaha juga membutuhkan data-data yang akurat baik itu dari yang sifatnya internal hingga ke faktor eksternal. Setelah melakukan analisis ini, kita akan  mengetahui banyak hal terkait bisnis. Hal itu karena kita mencoba untuk memetakan bisnis pada posisi yang tepat, dan mengenalnya dengan baik. Kita  juga akan mudah mengambil keputusan nantinya, Baik usaha kecil atau perusahaan yang besar, analisis usaha penting untuk dipraktikkan. Bahkan untuk pengusaha yang memiliki banyak modal, mereka akan bersedia mengeluarkan uang lebih untuk kegiatan menganalisis peluang usaha yang akan dijalankan ini dengan mengundang para ahli profesional.  Usaha memang layak untuk dijalankan secara serius karena keuntungan yang didapatkan hasilnya juga akan bagus. Dari uraian latar belakang diatas maka, penulis ingin membuat judul “ANALISIS USAHA MEBEL DI KABUPATEN NGANJUK JAWA TIMUR

 

 

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang di kumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Menurut bogdan dan taylor dalam moleong (2000: 3), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sementara itu, menurut moleong (2000: 17), penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang di tujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia. Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat gambaran peneliti secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan analisa modal dalam meningkatkan daya saing pada industri produk mebel di Kabupaten Nganjuk.

Peluang usaha adalah suatu kesempatan yang dapat dimanfaatkan oleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan. Secara umum, peluang usaha adalah ide, gagasan atau prospek yang bisa dikembangkan oleh pengusaha untuk meraih pendapatan. Sebelum memulai sebuah bisnis, peluang usaha adalah hal pertama dan utama untuk dianalisis. Sebab ada banyak peluang usaha, tetapi tidak banyak orang yang mampu memanfaatkannya.

Di Kabupaten Nganjuk usaha mebel sangat mudah dijalankan, karena selain bahan baku yang mudah didapatkan saingan usaha ini juga terbilang beum banyak yang menggelutinya. Banyaknya permintaan barang mebel dari luar Kabupaten Nganjuk juga banyak, akan tetapi mereka memiliki permintaan model furniture sebelum produksi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum memulai sebuah usaha, hal terpenting yang harus disiapkan adalah modal. Jika modal tidak ada, maka tidak akan bisa memulai sebuah usaha. Dibandingkan dengan usaha bengkel motor atau usaha makanan kecil-kecilan yang membutuhkan modal sedikit, usaha bisnis mebel membutuhkan modal yang cukup besar. Usaha ini membutuhkan alat perlengkapan produksi dengan biaya yang cukup tinggi.

 

Selain, menyiapkan dana untuk alat produksi, kita juga perlu menyiapkan dana untuk membeli bahan baku mebel, gaji pekerja, dan biaya operasional lainnya. Melakukan survei harga alat produksi dan bahan baku juga perlu dilakukan sebelum benar-benar terjun ke dalam usaha ini. Maka dari itu, usahakan untuk menyusun rencana dengan matang, agar usaha yang dijalankan dapat berjalan dengan lancar. Berikut adalah analisis modal usaha yang harus disiapkan untuk memulai bisnis mebel, yaitu :

1)      Biaya Alat Produksi

Untuk memulai usaha ini, setidaknya kita harus memiliki alat-alat produksi untuk menunjang produksi mebel yang akan kita jalankan. Berikut rincian perkiraan harga peralatan yang dibutuhkan, yaitu :

No.

Nama Barang

Harga Satuan

Jumlah Barang

Total

1.

Bor Tangan

Rp500.000,00

2

Rp1.000.000,00

2.

Bor Duduk

Rp2.000.000,00

1

Rp2.000.000,00

3.

Mesin Bobok

Rp1.500.000,00

1

Rp1.500.000,00

4.

Mesin Asah  Mata Pisau

Rp5.000.000,00

1

Rp5.000.000,00

5.

Mesin Amplas

Rp1.000.000,00

1

Rp1.000.000,00

6.

Kompresor

Rp7.000.000,00

1

Rp7.000.000,00

7.

Serkel Meja

Rp4.200.000,00

1

Rp4.200.000,00

8.

Mesin Profil Kayu

Rp600.000,00

1

Rp600.000,00

9.

Mesin Serut

Rp720.000,00

1

Rp720.000,00

10.

Generator

Rp5.000.000,00

1

Rp5.000.000,00

11.

Palu

Rp60.000,00

2

Rp60.000,00

12.

Kuas Cat

Rp10.000,00

5

Rp50.000,00

13.

Sensor

Rp4.000.000,00

1

Rp4.000.000,00

Total Biaya

Rp32.130.000,00

2) Biaya Gaji Pekerja

Selain alat produksi, juga perlu menyediakan dana bagi pekerja. Gambaran besaran gaji pekerja dalam kurun satu tahun (12 bulan) sebagai berikut.

§  Tiga orang pekerja produksi x Rp3.000.000,00 = Rp9.000.000 x 12 bulan =Rp108.000.000,00

§  Satu orang karyawan toko x Rp2.000.000, = Rp2.000.000,00 x 12 bulan = Rp24.000.000,00

Jadi, total biaya gaji pekerja selama setahun yaitu Rp132.000.000,00.

3) Bahan Baku Pembuatan Mebel

Untuk pemilihan bahan baku, kita dapat memilih jenis kayu yang berkualitas untuk dijadikan furniture. Beberapa jenis kayu yang memiliki kualitas baik, unik, dan tahan lama misalnya kayu jati, mahoni, pinus, cedar, nyatoh, dan ramin. Jenis kayu di atas banyak digunakan karena memiliki serat yang bagus, ketahanan yang baik (awet),  dan harga yang cukup terjangkau. Berikut gambaran biaya bahan baku yang diperlukan.

No.

Nama Barang

Harga Satuan

Jumlah

Total Harga

1.

Kayu Balok

Rp300.000,00

1.000 buah

Rp300.000.000,00

2.

Cat Plitur

Rp60.000,00

300 kaleng

Rp18.000.000,00

3.

Paku

Rp5.000,00/ons

10.000 ons

Rp50.000.000,00

4.

Lem Kayu

Rp25.000,00

300 botol

Rp7.500.000,00

Total Biaya

Rp375.500.000,00

4) Biaya Penunjang

Untuk menunjang kegiatan produksi dan pemasaran produk,  juga harus menyediakan dana untuk kebutuhan listrik dan alat transportasi. Listrik merupakan salah satu kebutuhan vital. Dalam usaha ini. Selain, untuk kegiatan produksi barang karena alat-alat produksi sangat membutuhkan listrik. Listrik juga sangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pemasaran produk, yaitu dengan pemasangan telepon. Karena produk yang dijual berupa mebel, Anda juga akan membutuhkan sarana transportasi untuk memudahkan proses pendistribusian barang. Berikut gambaran rincian biaya penunjang :

 

Listrik                       Rp500.000,00 x 12 bulan          = Rp6.000.000,00

Bensin                     Rp200.000,00 x 12 bulan          = Rp2.400.000,00

Servis Mobil             Rp500.000,00                          = Rp500.000,00

Total Biaya                                                              = Rp8.900.000,00

Jadi, untuk perkiraan biaya peralatan, gaji pekerja, bahan baku, dan biaya penunjang secara keseluruhan sebesar Rp32.0000,00+ Rp132.000.000,00+Rp375.500.000,00+Rp8.900.000,00=Rp548.400.000,00.

5) Keuntungan Usaha Mebel

Saat memulai suatu usaha, yang akan terlintas di pikiran adalah keuntungan yang didapat. Dengan besaran modal yang dikeluarkan, berikut adalah kisaran keuntungan yang dapat peroleh dari hasil penjualan produk mebel, yaitu :

No.

Nama Barang

Jumlah

Jangka (Bulan)

Harga Jual

Total

1.

Meja

10

12

Rp3.500.000,00

Rp420.000.000,00

2.

Kursi (set)

10

12

Rp5.000.000,00

Rp600.000.000,00

3.

Rak buku

10

12

Rp2.000.000,00

Rp240.000.000,00

4.

Rak buku (kecil)

10

12

Rp1.000.000,00

Rp120.000.000,00

5.

Lemari

10

12

Rp3.000.000,00

Rp360.000.000,00

6.

Meja belajar

10

12

Rp1.000.000,00

Rp120.000.000,00

Total pendapatan

Rp1.860.000.000,00

 

Dari hasil penjualan produk, penghitungan total pendapatan – biaya produksi yaitu Rp1.860.000.000,00 – Rp548.400.000,00 = Rp546.540.000,00 dalam kurun waktu 12 bulan atau satu tahun. Jadi, pendapatan selama sebulan yaitu Rp45.545.000,00 atau sekitar Rp1.518.000,00 per hari.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari analisis modal usaha mebel yang berada di Kabuaten Nganjuk ini cukup memerlukan biaya produksi yang cukup banyak, tetapi permintaan produk mebel juga tinggi. Saingan dari usaha ini juga relatif rendah, hanya memerlukan kreatifitas dan inovasi dalam setiap produknya akan menjadikan usaha ini tetap berjalan dengan baik.

 

SARAN

Saran yang dapat disampaikan adalah bahwa memulai usaha itu harus menganalisisnya secara sungguh-sungguh, jangan sampai berhenti ditengah jalan. Harus dipikir masak-masak untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

www.wikipedia.com

 

https://media.neliti.com/media/publications/361250-none-8e244daf.pdf

 

Arikunto, S (2002). Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

 

Meleong Lexy J. 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja. Rosdakarya. Moleong, Lexy J 2000.

 

Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

 

https://www.idpengertian.net/pengertian-peluang-usaha/

 

 



[1] www.wikipedia.com

[2] www.wikipedia.com

Share:

0 comments:

Post a Comment