BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mebel, perabot atau furnitur adalah perlengkapan
rumah yang mencakup semua barang seperti kursi, meja, dan lemari. Mebel berasal dari kata movable,
yang artinya bisa bergerak. Pada zaman dahulu meja kursi dan lemari relatif
mudah digerakkan dari batu besar, tembok, dan atap. Sedangkan kata furniture
berasal dari bahasa Prancis fourniture (1520–30
Masehi).[1]
Fourniture mempunyai asal kata fournir yang artinya furnish atau perabot rumah atau
ruangan. Walaupun mebel dan furniture punya arti yang beda, tetapi yang
ditunjuk sama yaitu meja, kursi, lemari, dan seterusnya. Dalam kata lain, mebel
atau furnitur adalah semua benda yang ada di rumah dan
digunakan oleh penghuninya untuk duduk, berbaring, ataupun menyimpan benda
kecil seperti pakaian atau cangkir. Mebel
terbuat dari kayu, papan, kulit, sekrup, dll.[2]
Analisis usaha adalah
analisis yang dilakukan pada bisnis mulai dari perencanaan operasional, riset
produk, memprediksi pasar, dan evaluasi suatu bisnis. Kegiatan ini tidak hanya
digunakan untuk mereka yang baru mendirikan bisnis. Ketika hendak mendirikan
usaha juga membutuhkan data-data yang akurat baik itu dari yang sifatnya
internal hingga ke faktor eksternal. Setelah melakukan analisis ini, kita
akan mengetahui banyak hal terkait
bisnis. Hal itu karena kita mencoba untuk memetakan bisnis pada posisi yang
tepat, dan mengenalnya dengan baik. Kita
juga akan mudah mengambil keputusan nantinya, Baik usaha kecil atau
perusahaan yang besar, analisis usaha penting untuk dipraktikkan. Bahkan untuk
pengusaha yang memiliki banyak modal, mereka akan bersedia mengeluarkan uang
lebih untuk kegiatan menganalisis peluang usaha yang akan dijalankan ini dengan
mengundang para ahli profesional. Usaha
memang layak untuk dijalankan secara serius karena keuntungan yang didapatkan
hasilnya juga akan bagus. Dari uraian latar belakang diatas maka, penulis ingin
membuat judul “ANALISIS USAHA MEBEL DI
KABUPATEN NGANJUK JAWA TIMUR ”
B.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini
adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang di kumpulkan berbentuk
kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Menurut bogdan dan taylor dalam moleong
(2000: 3), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati. Sementara itu, menurut moleong (2000: 17), penelitian
deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang di tujukan untuk mendeskripsikan
atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
rekayasa manusia. Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat
gambaran peneliti secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan
analisa modal dalam meningkatkan daya saing pada industri produk mebel di
Kabupaten Nganjuk.
Peluang
usaha adalah suatu kesempatan yang dapat dimanfaatkan oleh seseorang untuk
mendapatkan keuntungan. Secara umum, peluang usaha adalah ide, gagasan atau
prospek yang bisa dikembangkan oleh pengusaha untuk meraih pendapatan. Sebelum
memulai sebuah bisnis, peluang usaha adalah hal pertama dan utama untuk
dianalisis. Sebab ada banyak peluang usaha, tetapi tidak banyak orang yang
mampu memanfaatkannya.
Di Kabupaten Nganjuk
usaha mebel sangat mudah dijalankan, karena selain bahan baku yang mudah
didapatkan saingan usaha ini juga terbilang beum banyak yang menggelutinya.
Banyaknya permintaan barang mebel dari luar Kabupaten Nganjuk juga banyak, akan
tetapi mereka memiliki permintaan model furniture sebelum produksi.
C.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum memulai sebuah usaha, hal terpenting yang
harus disiapkan adalah modal. Jika modal tidak ada, maka tidak akan bisa
memulai sebuah usaha. Dibandingkan dengan usaha bengkel motor atau usaha
makanan kecil-kecilan yang membutuhkan modal sedikit, usaha bisnis mebel
membutuhkan modal yang cukup besar. Usaha ini membutuhkan alat perlengkapan
produksi dengan biaya yang cukup tinggi.
Selain, menyiapkan dana untuk alat produksi, kita juga
perlu menyiapkan dana untuk membeli bahan baku mebel, gaji pekerja, dan biaya
operasional lainnya. Melakukan survei harga alat produksi dan bahan baku juga
perlu dilakukan sebelum benar-benar terjun ke dalam usaha ini. Maka dari itu,
usahakan untuk menyusun rencana dengan matang, agar usaha yang dijalankan dapat
berjalan dengan lancar. Berikut adalah analisis modal usaha yang harus
disiapkan untuk memulai bisnis mebel, yaitu :
1) Biaya Alat Produksi
Untuk memulai usaha ini, setidaknya kita harus memiliki alat-alat
produksi untuk menunjang produksi mebel yang akan kita jalankan. Berikut
rincian perkiraan harga peralatan yang dibutuhkan, yaitu :
No. |
Nama
Barang |
Harga
Satuan |
Jumlah
Barang |
Total |
1. |
Bor
Tangan |
Rp500.000,00 |
2 |
Rp1.000.000,00 |
2. |
Bor
Duduk |
Rp2.000.000,00 |
1 |
Rp2.000.000,00 |
3. |
Mesin
Bobok |
Rp1.500.000,00 |
1 |
Rp1.500.000,00 |
4. |
Mesin
Asah Mata Pisau |
Rp5.000.000,00 |
1 |
Rp5.000.000,00 |
5. |
Mesin
Amplas |
Rp1.000.000,00 |
1 |
Rp1.000.000,00 |
6. |
Kompresor |
Rp7.000.000,00 |
1 |
Rp7.000.000,00 |
7. |
Serkel
Meja |
Rp4.200.000,00 |
1 |
Rp4.200.000,00 |
8. |
Mesin
Profil Kayu |
Rp600.000,00 |
1 |
Rp600.000,00 |
9. |
Mesin
Serut |
Rp720.000,00 |
1 |
Rp720.000,00 |
10. |
Generator |
Rp5.000.000,00 |
1 |
Rp5.000.000,00 |
11. |
Palu |
Rp60.000,00 |
2 |
Rp60.000,00 |
12. |
Kuas
Cat |
Rp10.000,00 |
5 |
Rp50.000,00 |
13. |
Sensor |
Rp4.000.000,00 |
1 |
Rp4.000.000,00 |
Total
Biaya |
Rp32.130.000,00 |
2) Biaya Gaji Pekerja
Selain alat
produksi, juga perlu menyediakan dana bagi pekerja. Gambaran besaran gaji
pekerja dalam kurun satu tahun (12 bulan) sebagai berikut.
§ Tiga
orang pekerja produksi x Rp3.000.000,00 = Rp9.000.000 x 12 bulan
=Rp108.000.000,00
§ Satu
orang karyawan toko x Rp2.000.000, = Rp2.000.000,00 x 12 bulan =
Rp24.000.000,00
Jadi, total biaya gaji pekerja selama setahun yaitu
Rp132.000.000,00.
3) Bahan Baku Pembuatan Mebel
Untuk pemilihan
bahan baku, kita dapat memilih jenis kayu yang berkualitas untuk dijadikan
furniture. Beberapa jenis kayu yang memiliki kualitas baik, unik, dan tahan
lama misalnya kayu jati, mahoni, pinus, cedar, nyatoh, dan ramin. Jenis kayu di
atas banyak digunakan karena memiliki serat yang bagus, ketahanan yang baik
(awet), dan harga yang cukup terjangkau. Berikut gambaran biaya bahan
baku yang diperlukan.
No. |
Nama
Barang |
Harga
Satuan |
Jumlah |
Total
Harga |
1. |
Kayu
Balok |
Rp300.000,00 |
1.000
buah |
Rp300.000.000,00 |
2. |
Cat
Plitur |
Rp60.000,00 |
300
kaleng |
Rp18.000.000,00 |
3. |
Paku |
Rp5.000,00/ons |
10.000
ons |
Rp50.000.000,00 |
4. |
Lem
Kayu |
Rp25.000,00 |
300
botol |
Rp7.500.000,00 |
Total
Biaya |
Rp375.500.000,00 |
4) Biaya Penunjang
Untuk menunjang
kegiatan produksi dan pemasaran produk,
juga harus menyediakan dana untuk kebutuhan listrik dan alat
transportasi. Listrik merupakan salah satu kebutuhan vital. Dalam usaha ini.
Selain, untuk kegiatan produksi barang karena alat-alat produksi sangat
membutuhkan listrik. Listrik juga sangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
pemasaran produk, yaitu dengan pemasangan telepon. Karena produk yang dijual
berupa mebel, Anda juga akan membutuhkan sarana transportasi untuk memudahkan
proses pendistribusian barang. Berikut gambaran rincian biaya penunjang :
Listrik
Rp500.000,00 x 12 bulan =
Rp6.000.000,00
Bensin
Rp200.000,00 x 12 bulan =
Rp2.400.000,00
Servis Mobil
Rp500.000,00
= Rp500.000,00
Total Biaya
=
Rp8.900.000,00
Jadi, untuk
perkiraan biaya peralatan, gaji pekerja, bahan baku, dan biaya penunjang secara
keseluruhan sebesar Rp32.0000,00+ Rp132.000.000,00+Rp375.500.000,00+Rp8.900.000,00=Rp548.400.000,00.
5) Keuntungan Usaha Mebel
Saat memulai
suatu usaha, yang akan terlintas di pikiran adalah keuntungan yang didapat.
Dengan besaran modal yang dikeluarkan, berikut adalah kisaran keuntungan yang
dapat peroleh dari hasil penjualan produk mebel, yaitu :
No. |
Nama
Barang |
Jumlah |
Jangka
(Bulan) |
Harga
Jual |
Total |
1. |
Meja |
10 |
12 |
Rp3.500.000,00 |
Rp420.000.000,00 |
2. |
Kursi
(set) |
10 |
12 |
Rp5.000.000,00 |
Rp600.000.000,00 |
3. |
Rak
buku |
10 |
12 |
Rp2.000.000,00 |
Rp240.000.000,00 |
4. |
Rak
buku (kecil) |
10 |
12 |
Rp1.000.000,00 |
Rp120.000.000,00 |
5. |
Lemari |
10 |
12 |
Rp3.000.000,00 |
Rp360.000.000,00 |
6. |
Meja
belajar |
10 |
12 |
Rp1.000.000,00 |
Rp120.000.000,00 |
Total
pendapatan |
Rp1.860.000.000,00 |
Dari hasil
penjualan produk, penghitungan total pendapatan – biaya produksi yaitu
Rp1.860.000.000,00 – Rp548.400.000,00 = Rp546.540.000,00 dalam kurun waktu 12
bulan atau satu tahun. Jadi, pendapatan selama sebulan yaitu Rp45.545.000,00
atau sekitar Rp1.518.000,00 per hari.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari analisis modal
usaha mebel yang berada di Kabuaten Nganjuk ini cukup memerlukan biaya produksi
yang cukup banyak, tetapi permintaan produk mebel juga tinggi. Saingan dari
usaha ini juga relatif rendah, hanya memerlukan kreatifitas dan inovasi dalam
setiap produknya akan menjadikan usaha ini tetap berjalan dengan baik.
SARAN
Saran
yang dapat disampaikan adalah bahwa memulai usaha itu harus menganalisisnya
secara sungguh-sungguh, jangan sampai berhenti ditengah jalan. Harus dipikir
masak-masak untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/361250-none-8e244daf.pdf
Arikunto,
S (2002). Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Meleong
Lexy J. 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja. Rosdakarya.
Moleong, Lexy J 2000.
Metodologi
penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
https://www.idpengertian.net/pengertian-peluang-usaha/
0 comments:
Post a Comment