selamat pagi teman-teman.... hari ini kita akan membahasa bagaiman cara membatik itu..... silahkan langsung saja di baca. semoga bermanfaat
CARA MEMBATIK
Batik bukanlah jenis kain seperti
halnya sutera, katun, shantung, dan lain-lain. Hampir semua jenis kain dapat
bermotif batik. Maka dikenal batik sutera, batik katun, batik shantung, atau
batik polyester yang penamaannya mengacu kepada jenis kain yang bermotif batik.
Belakangan bahkan dikenal batik yang berbahan kain jins dan kain tebal lain.
Dengan teknik sablon, dengan mudah motif batik diterakan pada berbagai jenis
kain.
Secara umum batik dapat dibedakan
menjadi batik tradisional dan batik modern yang menggunakan berbagai teknik
printing di atas kain untuk menerapakan motif batik. Sementara batik
tradisional hanya mengenal dua teknik yakni tulis dan cap. Dalam
perkembangannya, aneka teknik mewarnai kain dapat digabung dalam menciptakan
batik. Sehingga dapat dibuat teknik batik tulis yang digabung dengan teknik
celup ikat. Dimungkinkan pula menerakan motif batik di atas kain yang sudah
bercorak yang didapat dengan teknik tenun. Maka terciptalah batik tenun ikat,
batik songket, dan teknik menenun lain.
Ø Mencanting
di atas kain batik setengah jadi
Teknik dasar pewarnaannya adalah
dengan ‘menghalangi’ pewarna meresap ke dalam kain dalam motif tertentu. Cara
menghalangi proses peresapan dini dilakukan dengan ‘menuliskan’ malam (sejenis
lilin yang kedap air) cair ke atas kain. Kain yang sudah ditulisi (digambari)
malam cair yang sudah membeku (malam membeku pada suhu ruang) dicelup atau ke
dalam cairan pewarna. Seluruh kain yang tidak ditutupi malam akan berubah
warna. Sementara kain yang tertutup malam akan tetap berwarna asli. Proses
diulang-ulang untuk menghasilkan motif yang berwarna lebih dari satu.
Ø Membuat pola
batik
Pola ini yang akan dilapisi dengan
malam. Pola ini digambarkan pada kain dengan menggunakan bahan yang mudah
hilang tercuci. Bukan tinta berbahan permanen, misalnya pensil dengan kadar
karbon rendah. Biasanya pola yang digambarkan tidak sedetail motif asli.
Pelengkap motif seperti titik atau garis pendek biasanya langsung dituliskan
dengan canting tanpa dibuat dulu polanya. Pola yang dibuat terlebih dahulu
berguna untuk menyeragamkan bentuk dan ukuran. Meskipun tidak presisi tinggi.
Manfaat lain adalah memudahkan editi motif, hal yang sangat sangat merepotkan
jika dilakukan pada malam yang sudah mengering di atas kain.
Ø Membatik
Selanjutnya pola ‘ditutupi’ dengan
lilin/malam/wax cir dengan cara mengguriskan ujung canting yang berisi malam
cair. Dimulai dengan mengikuti garis-garis pola. Kemudian dilengkapi dengan
titik atau gari pendek atau pola-pola geometris sederhana lain seperti lingkaran,
segitiga, garis silang dan lain-lain.
Ø Membatik
dengan menggunakan canting
Kegiatan ini dikenal dengan sebuta
mBatik atau nglowong. Bagian-bagian pola yang mentuknya lebih besar dari gari
dan titik diblok dengan malam cair, dengan menggunakna cantik yang ‘jejaknya’
lebih besar untuk mempercepat pekerjaan. Nglowong, dan nembok ini untuk jenis
kain tertentu harus dilakukan di kedua sisi (nerusi). Kain mori ini digambari
pada kedua sisi dalam pola yang sama.
Ø Menembok
Untuk nerusi tidak lagi dibuat pola
terlebih dahulu. Nerusi hanya mengikuti pola yang sudah ditorehkan pada
permkaan kain sisi yang lain.
Ø Mewarnai
Kain yang sudah dibatik dengan malam dicelup kedalam
pewarna.
Ø Pencelupan
batik
Pencelupan dapat dilakukan
berulang-ulang untuk menpatkan warna yang tepat kadarnya. Dalam proses
pencelupan ini harus dijaga agar malam tidak terlepas dari kain. Beberapa
pewarna lebih efektif digunakan pada suhu yang lebih panas, suhu yang digunakan
harus tepat jangan sampai mencarikan malam.
Ø Melorod
Melorod (nglorod) adalah melepaskan
lilin dari kain. Jejak lilin akan tetap berwarna seperti aslinya. Malam atau
lilin lorodan, di beberapa lokasi pembatikan, masih dapat digunakan kembali
sebagai bahan untuk membatik berikutnya.
Proses di atas dapat dilakukan
berulang-ulang untuk memperoleh batik yang berwarna-warni atau batik yang
bernuansa warna yang sama (dari warna ringan/muda hingga warna yang lebih tua
yang diperoleh dengan pencelupan berulang. Proses yaang berulang dan b erbeda
pola batik yang dicantingkan. Untuk variasi warna yang lebih polanya lebih
sempit dari warna lain dapat pula dilakukan dengan menggunakan kuas. Kain tidak
dicelup tapi ‘dilukisi’. Proses keseluruhan pembuatan selembar kain batik dapat berlangsung
sampai hitungan bulan
0 comments:
Post a Comment