Monday, December 19, 2016

PANDANGAN FROEBEL TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


PANDANGAN FROEBEL TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Selamat malam sahabat Lily.... masih tentang Pendidikan Anak Usia Dini. Setelah kita membahas  Kali ini saya akan memposting tentang PANDANGAN FROEBEL TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. Semoga tulisan ini memberikan manfaat. amin
1. PANDANGAN FROEBEL TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (1782-1852)
Froebel adalah pencetus ide awal sekaligus pelopor tunggal berdirinya kindergarten  atau taman kanak-kanak (TK) petama di dunia. Maraknya lembaga-lembaga PAUD di Indonesia, tidak bisa dilepaskan dari pengaruh Froebel, di samping murid-muridnya, Carl Schulz dan Elizabeth Peabody. Pendidikan taman kanak-kanak harus mengikuti sifat dan karakteristik "Taman" atau anak. Oleh sebab itu, bermain di pandang sebagai metode yang tepat untuk membelajarkan anak serta merupakan cara anak dalam meniru kehidupan orang dewasa di sekelilingnya secara wajar. Selanjutnya teori pendidikan Froebel didasarkan atas keyakiannya terhadap kesatuan alam, adanya hukum-hukum alam yang universal dan keyakinannya terhadap Tuhan sebagai pengatur kehidupan manusia yang juga merupakan bagian dari alam. Dalam hal ini, Froebel berpendapat dengan pestalozzi bahwa anak-anak sejak lahir memiliki kemampuan khusus masing-masing,  tetapi ia menyatakan pula bhwa perkembangan, kemampuan dan pemenuhan kebutuhan diri beasal dari dorongan hati anak tersebut melalui aktivitas yang dilakukannya secara spontan. Di katakan pula bahwa, berpikir adalah suatu aktivitas otak dan berpikir terdapat pula dalam bentuk-bentuk perbuatan yang lain, seperti bermain, bersikap, bercakap-cakap, menyanyi dan daya pengungkapan diri. Jadi, pengetahuan dan perbuatan merupakan bentuk aspek yang sama dengan pernyataan diri serta kreativitas. Sebagaimana tanaman yang tumbuh dengan bantuan alam, seorang anak juga bertumbuh dan berkembang jika dibantu oleh orang tua atau Guru dalam mewujudkan naluri serta memanfaatkan kemampuan alamiahnya (Aswandi Sujud, 1997)
Froebel menganggap bahwa pengetahuan dan pertumbuhan hanya akan mengembangkan naluri serta minat anak yang memang sudah ada. Karena Froebel benar-benar mengerti tentang naluri dan minat tersebut ia menentukan berbagai pola aktivitas seperti permainan, lagu atau rancangan bentuk yang telah di atur sebelumnya dan hal-hal lain yang akan memenuhi kebutuhan pendidikan anak dan akan memuaskan minat spontan anak dalam tahap-tahap pertumbuhan tertentu.  Pandangan pendidikan Froebel yang utama adalah :
1. Pendidikan bukan merupakan persiapan untuk hidup masa dewasa, tetapi lebih merupakan pengalaman hidup yang akan  menyatukan pikiran dengan tindakan.
2. Ekspresi diri dan belajar dari kerja (seperti berkebun, pekerjaan jahitan, menenun, musik, merancang, oekerjaan tangan dan kegiatan laiinya) adalah metode terbaik untuk belajar, memperoleh pengetahuan serta ketrampilan menembangkan bakat.
3. Anak-anak harus dibimbing sehingga mereka akan belajar melalui pengalaman dalam satu kelompok kerjasama serta akan membentuk sikap da kebiasan moral yang baik, saling membantu akan menciptakan persahabatan diantara mereka. Di sekolah Taman Kanak-kanak semuanya menjadi miniatur masyarakat yang ideal.
4. Spontanitas, kegembiraan dan disiplin yang diberikan kepada anak-anak harus wajar dan memberikan ciri terhadapa sekolah tersebut maupun programnya.
5. Manusia adalah bagian dari alam dan tunduk kepada hukum alam. Oleh karena itu, alam harus dipelajari oleh para ahli ilmu pengetahuan, sama seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang yang harus dipelajari.
Pemikiran Froebel sangat besar sumbangannya di dunia pendidikan modern karena menurutnya manusia pada dasarnya dinamis atau produktif dan tidak hanya bersifat reseptif saja. Manusia mempunyai kemampuan untuk berkembang sendiri, bukanlah sepotong spons yang menghisap pengetahuan dari luar saja.
Kesimpulan Pandangan Froebel Tentang Pendidikan Anak Usia Dini
Bahwa anak-anak sejak lahir memiliki kemampuan khusus masing-masing, tetapi ia menyatakan pula bahwa perkembangan, kemampuan, dan pemenuhan kebutuhan diri berasal dari dorongan hati anak tersebut melalui aktivitas yang dilakukannya secara spontan. Di katakan pula bahwa, berpikir adalah suatu aktivitas otak dan berpikir terdapat pula dalam bentuk-bentuk perbuatan yang lain, seperti bermain, bersikap, bercakap-cakap, menyanyi dan daya pengungkapan diri.


Share:

2 comments: