Monday, January 15, 2018

PENINGGALAN SEJARAH KERAJAAN MAJAPAHIT

Selamat pagi sahabat Lily... bagaimana kabarnya? semoga keadaan kalian baik-baik saja yah... kali ini mimin akan memposting tentang sejarah.



Peninggalan Serajah Kerajaan Majapahit
Pada zaman Kerajaan Majapahit, aspek kebudayaan semakin maju. Peninggalan kebudayaan Kerajaan Majapahit, antara lain prasasti, candi, dan karya sastra. Peninggalan kebudayaan Kerajaan Majapahit berupa prasasti, antara lain Prasasti Kedu (1216 Saka/1294 M), Praasti Sukamerta (1218 Saka/1296 M), Prasasti Tusanaru (1245 Saka/1323 M), Prasasti Balitar I (tahun 1246 Saka/1324 M), Prasasti Langgaean atau Langguhan (1338 M), Prasasti Singasari (1273 Saka/1351 M), Prasati Blambangan, dan Prasasti Jayapatra.Peninggalan Kebudayaan Kerajaan Majapahit berupa karya sastra, antara lain sebagai berikut. 

Peningalan Kebudayaan Kerajaan Majapahit Berupa Karya Sastra
a. Kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca pada tahun 1365 M. Isinya menceritakan tentang sejarah raja-raja Singasari dan Majapahit; keadaan kota Majapahit dan daerah kekuasaannya; kisah perjalanan Raja Hayam Wuruk ke daerah kekuasaannya di Jawa Timur beserta daftar candi-candi yang ada; kehidupan keagamaan dengan upacara-upacara sakralnya. 
b. Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular. Kitab tersebut berisi riwayat Sutasoma, seorang anak raja yang menjadi pendeta Buddha. 
c. Kitab Arjunawiwaha karangan Empu Tantular. Kitab tersebut berisi tentang riwayat raja raksasa yang berhasil ditundukkan oleh Raja Arjunasasrabahu. 
d. Kitab Kunjarakarna dan Parthayajna, tidak jelas siapa pengarangnya. Kitab itu berisi kisah raksasa Kunjarakarna yang ingin menjadi manusia, dan pengembaraan Pandawa di hutan karena kalah bermain dadu dengan Kurawa. 
e. Kitab Pararaton (Kitab para raja) berisi kejadian-kejadian penting yang terjadi pada masa keemasan Kerajaan Singasari dan Majapahit. 

Peningalan Kebudayaan Kerajaan Majapahit Berupa Bangunan (Candi)
Disamping seni sastra, seni bangunan juga berkembang pesat. Bermacam-macam candi didirikan dengan ciri khas Jawa Timur, yaitu terbuat dari batu bata. Candi-candi tersebut, misalnya Candi Sukuh, Candi Cetho, Candi Pari, Candi Jabung, Candi Gapuro Wringin Lawang, Candi Bajang Ratu, Candi Brahu, Candi Tikus dan Candi Surawana. Antara lain adalah :
1. Candi Sukuh
Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang terletak di wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini digolongkan kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang melambangkan seksualitas. Candi Sukuh telah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia sejak tahun 1995.
2. Candi Cetho
Candi Cetho merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit (abad ke-15). Laporan ilmiah pertama mengenainya dibuat oleh Van de Vlies pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga melakukan penelitian mengenainya. Ekskavasi (penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda. Berdasarkan keadaannya ketika reruntuhannya mulai diteliti, candi ini memiliki usia yang tidak jauh dengan Candi Sukuh. Lokasi candi berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng,Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian 1400m di atas permukaan laut.
3. Candi Pari
Candi Pari adalah sebuah peninggalan Masa Klasik Indonesia di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur. Lokasi tersebut berada sekitar 2 km ke arah barat laut pusat semburan lumpur PT Lapindo Brantas saat ini. Dahulu, di atas gerbang ada batu dengan angka tahun 1293 Saka = 1371 Masehi. Merupakan peninggalan zaman Majapahit pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk 1350-1389 M.
4. Candi Jabung
Candi hindu ini terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton,Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Struktur bangunan candi yang hanya dari bata merah ini mampu bertahan ratusan tahun. Menurut keagamaan,Agama Budha dalam kitab Nagarakertagama Candi Jabung di sebutkan dengan nama Bajrajinaparamitapura. Dalam kitab Nagarakertagama candi Jabung dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk pada lawatannya keliling Jawa Timur pada tahun 1359 Masehi. Pada kitabPararaton disebut Sajabung yaitu tempat pemakaman Bhre Gundal salah seorang keluarga raja. Arsitektur bangunan candi ini hampir serupa dengan Candi Bahal yang ada di Bahal, Sumatera Utara.
5. Gapura Wringin Lawang
Dalam bahasa Jawa, Wringin Lawang berarti ‘Pintu Beringin’. Gapura agung ini terbuat dari bahan bata merah dengan luas dasar 13 x 11 meter dan tinggi 15,5 meter. Diperkirakan dibangun pada abad ke-14. Gerbang ini lazim disebut bergaya candi bentar atau tipe gerbang terbelah. Gaya arsitektur seperti ini diduga muncul pada era Majapahit dan kini banyak ditemukan dalam arsitektur Bali.
6. Gapura Bajang Ratu
Bangunan ini diperkirakan dibangun pada abad ke-14 dan adalah salah satu gapura besar pada zaman keemasan Majapahit. Menurut catatan Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala Mojokerto, candi / gapura ini berfungsi sebagai pintu masuk bagi bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara yang dalamNegarakertagama disebut “kembali ke dunia Wisnu” tahun 1250 Saka (sekitar tahun 1328 M). Namun sebenarnya sebelum wafatnya Jayanegara candi ini dipergunakan sebagai pintu belakang kerajaan. Dugaan ini didukung adanya relief “Sri Tanjung” dan sayap gapura yang melambangkan penglepasan dan sampai sekarang di daerah Trowulan sudah menjadi suatu kebudayaan jika melayat orang meninggal diharuskan lewat pintu belakang.
7. Candi Brahu
Nama candi ini, yaitu ‘brahu’, diduga berasal dari kata wanaru atau warahu. Nama ini didapat dari sebutan sebuah bangunan suci yang disebut dalam Prasasti Alasantan. Prasasti tersebut ditemukan tak jauh dari Candi Brahu.
8. Candi Tikus
Candi ini terletak di kompleks Trowulan, sekitar 13 km di sebelah tenggara kota Mojokerto. Candi Tikus yang semula telah terkubur dalam tanah ditemukan kembali pada tahun 1914. Penggalian situs dilakukan berdasarkan laporan bupati Mojokerto, R.A.A. Kromojoyo Adinegoro, tentang ditemukannya miniatur candi di sebuah pekuburan rakyat. Pemugaran secara menyeluruh dilakukan pada tahun 1984 sampai dengan 1985. Nama ‘Tikus’ hanya merupakan sebutan yang digunakan masyarakat setempat. Konon, pada saat ditemukan, tempat candi tersebut berada merupakan sarang tikus.
9. Candi Surawana
Candi Surawana adalah candi Hindu yang terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, sekitar 25 km arah timur laut dari Kota Kediri. Candi yang nama sesungguhnya adalah Wishnubhawanapura ini diperkirakan dibangun pada abad 14 untuk memuliakan Bhre Wengker, seorang raja dari Kerajaan Wengker yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Raja Wengker ini mangkat pada tahun 1388 M. Dalam Negarakertagamadiceritakan bahwa pada tahun 1361 Raja Hayam Wuruk dari Majapahit pernah berkunjung bahkan menginap di Candi Surawana. Candi Surawana saat ini keadaannya sudah tidak utuh. Hanya bagian dasar yang telah direkonstruksi.


Share:

0 comments:

Post a Comment