Selamat pagi sahabat Lily... bagaimana kabarnya? semoga keadaan kalian baik-baik saja yah... kali ini mimin akan memposting tentang sejarah.
Peninggalan
Serajah Kerajaan Majapahit
Pada zaman Kerajaan Majapahit, aspek
kebudayaan semakin maju. Peninggalan kebudayaan Kerajaan Majapahit, antara lain
prasasti, candi, dan karya sastra. Peninggalan kebudayaan Kerajaan Majapahit
berupa prasasti, antara lain Prasasti Kedu (1216 Saka/1294 M), Praasti
Sukamerta (1218 Saka/1296 M), Prasasti Tusanaru (1245 Saka/1323 M), Prasasti
Balitar I (tahun 1246 Saka/1324 M), Prasasti Langgaean atau Langguhan (1338 M),
Prasasti Singasari (1273 Saka/1351 M), Prasati Blambangan, dan Prasasti
Jayapatra.Peninggalan Kebudayaan Kerajaan Majapahit berupa karya sastra, antara
lain sebagai berikut.
Peningalan
Kebudayaan Kerajaan Majapahit Berupa Karya Sastra
a. Kitab Negarakertagama karangan
Empu Prapanca pada tahun 1365 M. Isinya menceritakan tentang sejarah raja-raja
Singasari dan Majapahit; keadaan kota Majapahit dan daerah kekuasaannya; kisah
perjalanan Raja Hayam Wuruk ke daerah kekuasaannya di Jawa Timur beserta daftar
candi-candi yang ada; kehidupan keagamaan dengan upacara-upacara
sakralnya.
b. Kitab Sutasoma karangan Empu
Tantular. Kitab tersebut berisi riwayat Sutasoma, seorang anak raja yang
menjadi pendeta Buddha.
c. Kitab Arjunawiwaha karangan Empu
Tantular. Kitab tersebut berisi tentang riwayat raja raksasa yang berhasil
ditundukkan oleh Raja Arjunasasrabahu.
d. Kitab Kunjarakarna dan
Parthayajna, tidak jelas siapa pengarangnya. Kitab itu berisi kisah raksasa
Kunjarakarna yang ingin menjadi manusia, dan pengembaraan Pandawa di hutan
karena kalah bermain dadu dengan Kurawa.
e. Kitab Pararaton (Kitab para raja)
berisi kejadian-kejadian penting yang terjadi pada masa keemasan Kerajaan
Singasari dan Majapahit.
Peningalan
Kebudayaan Kerajaan Majapahit Berupa Bangunan (Candi)
Disamping seni sastra, seni bangunan
juga berkembang pesat. Bermacam-macam candi didirikan dengan ciri khas Jawa
Timur, yaitu terbuat dari batu bata. Candi-candi tersebut, misalnya Candi Sukuh,
Candi Cetho, Candi Pari, Candi Jabung, Candi Gapuro Wringin Lawang, Candi
Bajang Ratu, Candi Brahu, Candi Tikus dan Candi Surawana. Antara lain
adalah :
1. Candi
Sukuh
Candi Sukuh adalah sebuah kompleks
candi agama Hindu yang terletak di wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Candi ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena ditemukannya obyek
pujaan lingga dan yoni. Candi ini digolongkan kontroversial karena bentuknya
yang kurang lazim dan karena banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang
melambangkan seksualitas. Candi Sukuh telah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi
salah satu Situs Warisan Dunia sejak tahun 1995.
2. Candi
Cetho
Candi Cetho merupakan sebuah candi
bercorak agama Hindu peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit (abad
ke-15). Laporan ilmiah pertama mengenainya dibuat oleh Van de Vlies pada 1842.
A.J. Bernet Kempers juga melakukan penelitian mengenainya. Ekskavasi
(penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi dilakukan pertama kali pada tahun
1928 oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda. Berdasarkan keadaannya ketika
reruntuhannya mulai diteliti, candi ini memiliki usia yang tidak jauh dengan
Candi Sukuh. Lokasi candi berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng,Kecamatan
Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian 1400m di atas permukaan laut.
3. Candi
Pari
Candi Pari adalah sebuah peninggalan
Masa Klasik Indonesia di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo,
Propinsi Jawa Timur. Lokasi tersebut berada sekitar 2 km ke arah barat laut
pusat semburan lumpur PT Lapindo Brantas saat ini. Dahulu, di atas gerbang ada
batu dengan angka tahun 1293 Saka = 1371 Masehi. Merupakan peninggalan zaman
Majapahit pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk 1350-1389 M.
4. Candi
Jabung
Candi hindu ini terletak di Desa
Jabung, Kecamatan Paiton,Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Struktur bangunan
candi yang hanya dari bata merah ini mampu bertahan ratusan tahun. Menurut
keagamaan,Agama Budha dalam kitab Nagarakertagama Candi Jabung di sebutkan
dengan nama Bajrajinaparamitapura. Dalam kitab Nagarakertagama candi Jabung
dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk pada lawatannya keliling Jawa Timur pada tahun
1359 Masehi. Pada kitabPararaton disebut Sajabung yaitu tempat pemakaman Bhre
Gundal salah seorang keluarga raja. Arsitektur bangunan candi ini hampir serupa
dengan Candi Bahal yang ada di Bahal, Sumatera Utara.
5. Gapura Wringin Lawang
Dalam
bahasa Jawa, Wringin Lawang berarti ‘Pintu Beringin’. Gapura agung ini terbuat
dari bahan bata merah dengan luas dasar 13 x 11 meter dan tinggi 15,5 meter.
Diperkirakan dibangun pada abad ke-14. Gerbang ini lazim disebut bergaya candi
bentar atau tipe gerbang terbelah. Gaya arsitektur seperti ini diduga muncul
pada era Majapahit dan kini banyak ditemukan dalam arsitektur Bali.
6. Gapura Bajang Ratu
Bangunan
ini diperkirakan dibangun pada abad ke-14 dan adalah salah satu gapura besar
pada zaman keemasan Majapahit. Menurut catatan Badan Pelestarian Peninggalan
Purbakala Mojokerto, candi / gapura ini berfungsi sebagai pintu masuk bagi
bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara yang
dalamNegarakertagama disebut “kembali ke dunia Wisnu” tahun 1250 Saka (sekitar
tahun 1328 M). Namun sebenarnya sebelum wafatnya Jayanegara candi ini
dipergunakan sebagai pintu belakang kerajaan. Dugaan ini didukung adanya relief
“Sri Tanjung” dan sayap gapura yang melambangkan penglepasan dan sampai
sekarang di daerah Trowulan sudah menjadi suatu kebudayaan jika melayat orang
meninggal diharuskan lewat pintu belakang.
7. Candi
Brahu
Nama candi
ini, yaitu ‘brahu’, diduga berasal dari kata wanaru atau warahu. Nama ini
didapat dari sebutan sebuah bangunan suci yang disebut dalam Prasasti
Alasantan. Prasasti tersebut ditemukan tak jauh dari Candi Brahu.
8. Candi
Tikus
Candi ini
terletak di kompleks Trowulan, sekitar 13 km di sebelah tenggara kota
Mojokerto. Candi Tikus yang semula telah terkubur dalam tanah ditemukan kembali
pada tahun 1914. Penggalian situs dilakukan berdasarkan laporan bupati
Mojokerto, R.A.A. Kromojoyo Adinegoro, tentang ditemukannya miniatur candi
di sebuah pekuburan rakyat. Pemugaran secara menyeluruh dilakukan pada tahun
1984 sampai dengan 1985. Nama ‘Tikus’ hanya merupakan sebutan yang digunakan
masyarakat setempat. Konon, pada saat ditemukan, tempat candi tersebut berada
merupakan sarang tikus.
9. Candi Surawana
Candi
Surawana adalah candi Hindu yang terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare,
Kabupaten Kediri, sekitar 25 km arah timur laut dari Kota Kediri. Candi yang
nama sesungguhnya adalah Wishnubhawanapura ini diperkirakan dibangun pada abad
14 untuk memuliakan Bhre Wengker, seorang raja dari Kerajaan Wengker yang
berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Raja Wengker ini mangkat pada
tahun 1388 M. Dalam Negarakertagamadiceritakan bahwa pada tahun 1361 Raja Hayam
Wuruk dari Majapahit pernah berkunjung bahkan menginap di Candi Surawana. Candi
Surawana saat ini keadaannya sudah tidak utuh. Hanya bagian dasar yang telah
direkonstruksi.
0 comments:
Post a Comment