Selamat pagi sahabat lily.... hari ini lagi mau ngeposting tentang petuah karena gara-gara tadi dapat petuah dari eyang. selamat membaca :)
Petuah Pak Garam
(Cerita rakyat dari bangkalan Riau)
Alkisah hiduplah sepasang suami isteri yang
miskin. Mereka tinggal di sebuah kampung yang damai, di sebuah gubuk berdinding
kulit kayu dan beratap rumbia.
Pak Garam, begitulah orang kampung
memanggilnya. Berbadan kurus, tinggi dan berkulit hitam legam. Setiap hari pak
Garam menjajakan garam dari satu rumah ke rumah yang lain. sehingga beliau
akhirnya dipanggil pak Garam.
Suatu hari di kampung sebelah ada seorang yang
meninggal dunia. Anehnya, tak satu penduduk pun yang bisa memandikan dan
menshalati mayat tersebut.
Sehingga akhirnya, beberapa orang dari
keluarga si mayat sengaja diutus ke rumah Pak Garam untuk meminta bantuannya.
Menghadapi persoalan ini, Pak Garam jadi bingung. Sebab, ia juga tak bisa melakukannya.
Namun setelah berfikir panjang, akhirnya beliau menyanggupi.
Tak berapa lama kemudian Pak Garam berkemas dan berangkat bersama mereka. Setelah sampai di tujuan, Pak Garam langsung memandikan mayat. Akan tetapi, tatkala memandikan mayat tersebut Pak Garam terkejut, karena melihat ada batu di ketiak mayat. Secara diam-diam Pak Garam menyimpan batu tersebut. Kemudian setelah selesai, Pak Garam mohon diri untuk pulang ke rumahnya; sambil membawa batu tersebut. Konon, batu itu bernama buntat manusia atau diistilahkan dengan benda keramat. Akan tetapi Pak Garam belum mengetahui khasiat batu tersebut, sehingga membuat beliau berfikir keras mengenai hal itu, sampai akhirnya beliau tiba di rumah. Akan tetapi, pertanyaan yang hadir di dalam benaknya tak kunjung hilang. Dan akhirnya Pak Garam menceritakan hal yang beliau alami kepada isterinya.
Tak berapa lama kemudian Pak Garam berkemas dan berangkat bersama mereka. Setelah sampai di tujuan, Pak Garam langsung memandikan mayat. Akan tetapi, tatkala memandikan mayat tersebut Pak Garam terkejut, karena melihat ada batu di ketiak mayat. Secara diam-diam Pak Garam menyimpan batu tersebut. Kemudian setelah selesai, Pak Garam mohon diri untuk pulang ke rumahnya; sambil membawa batu tersebut. Konon, batu itu bernama buntat manusia atau diistilahkan dengan benda keramat. Akan tetapi Pak Garam belum mengetahui khasiat batu tersebut, sehingga membuat beliau berfikir keras mengenai hal itu, sampai akhirnya beliau tiba di rumah. Akan tetapi, pertanyaan yang hadir di dalam benaknya tak kunjung hilang. Dan akhirnya Pak Garam menceritakan hal yang beliau alami kepada isterinya.
"….kite simpan sajelah batu ini dulu Bang
" istrinya menyarankan. Dan akhirnya beliaupun setuju dengan pendapat
istrinya ini.
Namun, tanpa sepengetahuan Pak Garam dan isterinya, pembicaraan mereka
didengar oleh Bujang (pesuruh kerajaan) yang sedang beburu burung Puyuh, di
dekat rumah Pak Garam. Lantas, Bujang bergegas pergi menuju kerajaan dan
melaporkan kepada raja. Mendengar cerita tersebut, raja akhirnya memerintahkan
kepada prajurit untuk meminta batu tersebut kepada Pak Garam. Sebab, raja sudah
mengetahui kegunaan batu tersebut.
Kemudian berangkatlah prajurit kerajaan ke
rumah Pak Garam dan menjelaskan tujuan mereka sesuai dengan perintah raja. Awal
mula Pak Garam ragu, tapi mau tak mau Pak Garam terpaksa mesti menyerahkannya.
Dan sebagai imbalan, Pak Garam diberi harta yang banyak. Dengan demikian,
barulah Pak Garam mengetahui jawaban dari pertanyaan yang ada di benak beliau
selama ini; tentang khasiat dari batu tersebut.
Dari kisah ini, bisa diambil beberapa nasihat
yang lebih dikenal dengan petuah Pak Garam. Pertama, rahasia jangan dibuka
sebelum berjuntai di pintu keburu atau pecah tiang panjang (tiang yang sampai
ke lantai), sindiran dari perut. Kedua, harapan orang jangan diputuskan.
Ketiga, orang besar jangan dibohongi; artinya orang kaya seperti raja akan bisa
membuktikan ucapannya.
0 comments:
Post a Comment