Monday, September 30, 2019

SEJARAH SYECH MAULANA MAGRIBI




Selamat malam sahabat Lily... bagaimana kabarnya? Semoga selalu dalam keadaan sehat ya dan tetap semangat menjalani cobaan yang silih berganti hehehe kali ini mimin mau memposting sejarah singkat syech maulana magribi. Semoga bisa bermanfaat J Aamiin

Sejarah Syech Maulana Magribi
Menurut sejarah, Syech Maulana Magribi adalah seorang saudagar Arab yang juga giat menyebarkan agama Islam si tempat – tempat yang disinggahi. Beliau wafat dan dimakamkan di desa Mancingan. Makam Syech Maulana Magribi sudah lama dikenal dan diketahui orang banyak. Makam Syech Maulana Magribi berada di bukit Sentan yang terletak di pesisir selatan tepatnya di desa Parang Tritis yang sekarang dijadikan tempat obyek pariwisata.
Awal kisah ceritanya bahwa dahulu sebelum datang Syech Maulana Magribi datanglah seorang putra dari kerajaan majapahit Jawa Timur bernama Begawan Selopawawening, salah satu putra dari raja Prabu Brawijaya yang sebenarnya bukan nama asli, hanya nama samaran dengan tujuan tidak diketahui oleh orang banyak, dalam pengembaraannya ini beserta anak buahnya yaitu di desa pemancingan atau (kata orang desa sekitar desa mancingan). Dari sinilah Begawan Selopawawening mensyiarkan ajarannya yaitu ajaran agama Budha. Agar ajarannya cepat tersyiar dengan baik Begawan Selopawawening mendirikan padepokan yaitu padepokan mancingan. Mengapa Begawan Selopawawening datang dan mensyiarkan ajarannya di desa mancingan? Kedatangan Begawan Selopawawening ini karena dikerajaan Majapahit Jawa Timur sudah dianggap tidak aman dan nyaman unuk meneruskan ajaran agama Budha karena saat itu mulai meluasnya ajaran Islam di daerah kerajaan Majapahit. Hingga kemudian Begawan Selopawawening meninggalkan dan mengembara dengan anak buahnya ke sebuah desa mancingan yang dianggapnya aman.
Sebuah desa yang letaknya di Parangtritis Yogyakarta. Penasaran juga mengapa dinamakan desa pemancingan atau mancingan ? ternyata di desa ini dahulunya dijadikan tempat beradu kesaktian memancing ikan antara Begawan Selopawawening dengan Syech Maulana Magribi.
Konon katanya desa ini sangat “ Angker “ ada yang mengatakan “ Jalma mara, jalma mati “ yang artinya baangsiapa yang datang di desa ini tidak akan bisa keluar atau mati di desa Mancingan. Wah keramat banget ... oleh karenanya dikatakan tidak sembarang orang masuk ke desa ini.
Suatu ketika datanglah Syech maulana Magribi yang datang dari Negeri Sebrang yaitu Negeri Jazirah Arab (sesuai kisah cerita yang ada) beliau adalah seorang pensyiar agama Islam yang memiliki ilmu yang tinggi. Bahkan beliau termasuk waliyullah kono ceritanya. Maksud dan tujuan Syech maulana Magribi ini tak lain adalah mensyiarkan agama Islam.
Dalam mensyiarkan agama Islam di desa mancingan Syech maulana Magribi mengalami hambatan dan pertentangan. Pertentangan tersebut adalah menghadapi Begawan Selopawawening yang telah datang terlebih dahulu mensyiarkan ajaran agama Budha. Dengan keniatan yang baik demi mensyiarkan ajaran Islam Syech Maulana Magribi menemui Begawan Selopawawening dengan tujuan utuk mensyiarkan ajaranya di desa mancingan, tapi apa yang terjadi tujuan baik Syech Maulana Magribi ditolak oleh Begawan Selopawawening kecuali terlebih dahulu menghadapi kesaktiannya.
Kesaktian ang di hadapi Syech Maulana Magribi dengan Begawan Selopawawening ini adalah pertama adu sembunyi kata orang Jawa Nyebutnya “ Delikan “ singkat ceritannya Syech Maulana Magribi menang. Kedua adu memancing ikan, dalamadu memancing ini terjadi keanehan sehinnga para penonton kagum. Apa keanehan itu ? dalam kisahnya Syech Maulana Magribi memberi kesempatan terlebih dahulu kepada Begawan Selopawawening untuk memancing ikan, dengan cepat Begawan Selopawawening melemparkan kailnya langsung mendapat ikan besar, kagumlah orang-orang yang menyaksikannya. Kesempatan selanjutnya Syech Maulana Magribi, dalam adu memancing ini Syech Maulan Magribi menggunakan walesan yaitu kail yang terbuat dari bambu.
Dalam adu memancing ikan ini Syech Maulana Magribi mendapat ikan besar dan ikan tersebut sudah matang dan sedap rasanya, sehingga orang-orang yang menyaksikannya kagum dan siapa yang ingin memakannya disilakan untuk makan. Setelah memenangkan adu tersebut Begawan Selopawawening kalah, sehingga akhirnya mengakui kehebatan ilmunya Syech Maulana Magribi yang sangat tinggi dan akhirnya padepokan mancingan pun diserahkan.
Padepokan yang didirikan Begawan Selopawawening ang berada di bukit sentana, oleh Syech Maulana Magribi dijadikan Pondok pesantren. Disanalah ilmu-ilmu agama di pelajari dan perkembangan ajaran Islam mulai berkembang pesat di daerah sekitarnya hingga akhir hayat.
Dikisahkan juga bahwa walesan yang digunakan untuk memancing ikan ditanam dibelakang pondok pesantren yang sekarang menjadi kebun bambu, orang desa mancingan menyebutnya bambu sentana atau bambu magapura. Makam Syech Maulana Magribiparangtritis berada hampir di seberang pertigaan yang mengarah kepantai parang kusumo. Dipojokan pertigaan ada hotel Gandung, berjejer dengan restoran padang. Jarak dari situs suro colo adalah 5,8 km, arah ke Utara (arah datang).
Dari situs itu kami belok ke kiri di pertigaan, dan belok kiri lagi kearah selatan setelah bertemu dengan jalan parangtritis. Jika dari situs surocolo diteruskan arah keselatan, sesungguhnya ada gua peninggalan jepang diatas perbukitan. Namu menurut penduduk jalannya sangat buruk, bahkan untuk sepeda montor sekalipun, sehingga saya menngurunkan niat untuk mengunjunginya. 



Share:

0 comments:

Post a Comment