Selamat malam
sahabat Lily... bagaimana kabarnya? Semoga selalu dalam keadaan sehat ya dan
tetap semangat menjalani cobaan yang silih berganti hehehe kali ini mimin mau
memposting sejarah singkat syech maulana magribi. Semoga bisa bermanfaat J
Aamiin
Sejarah Syech Maulana Magribi
Menurut sejarah, Syech Maulana Magribi
adalah seorang saudagar Arab yang juga giat menyebarkan agama Islam si tempat –
tempat yang disinggahi. Beliau wafat dan dimakamkan di desa Mancingan. Makam
Syech Maulana Magribi sudah lama dikenal dan diketahui orang banyak. Makam
Syech Maulana Magribi berada di bukit Sentan yang terletak di pesisir selatan
tepatnya di desa Parang Tritis yang sekarang dijadikan tempat obyek pariwisata.
Awal kisah ceritanya bahwa dahulu
sebelum datang Syech Maulana Magribi datanglah seorang putra dari kerajaan
majapahit Jawa Timur bernama Begawan Selopawawening, salah satu putra dari raja
Prabu Brawijaya yang sebenarnya bukan nama asli, hanya nama samaran dengan
tujuan tidak diketahui oleh orang banyak, dalam pengembaraannya ini beserta
anak buahnya yaitu di desa pemancingan atau (kata orang desa sekitar desa
mancingan). Dari sinilah Begawan Selopawawening mensyiarkan ajarannya yaitu
ajaran agama Budha. Agar ajarannya cepat tersyiar dengan baik Begawan Selopawawening
mendirikan padepokan yaitu padepokan mancingan. Mengapa Begawan Selopawawening
datang dan mensyiarkan ajarannya di desa mancingan? Kedatangan Begawan
Selopawawening ini karena dikerajaan Majapahit Jawa Timur sudah dianggap tidak
aman dan nyaman unuk meneruskan ajaran agama Budha karena saat itu mulai
meluasnya ajaran Islam di daerah kerajaan Majapahit. Hingga kemudian Begawan
Selopawawening meninggalkan dan mengembara dengan anak buahnya ke sebuah desa
mancingan yang dianggapnya aman.
Sebuah desa yang letaknya di
Parangtritis Yogyakarta. Penasaran juga mengapa dinamakan desa pemancingan atau
mancingan ? ternyata di desa ini dahulunya dijadikan tempat beradu kesaktian
memancing ikan antara Begawan Selopawawening dengan Syech Maulana Magribi.
Konon katanya desa ini sangat “ Angker
“ ada yang mengatakan “ Jalma mara, jalma mati “ yang artinya baangsiapa yang
datang di desa ini tidak akan bisa keluar atau mati di desa Mancingan. Wah
keramat banget ... oleh karenanya dikatakan tidak sembarang orang masuk ke desa
ini.
Suatu ketika datanglah Syech maulana Magribi yang datang
dari Negeri Sebrang yaitu Negeri Jazirah Arab (sesuai kisah cerita yang ada)
beliau adalah seorang pensyiar agama Islam yang memiliki ilmu yang tinggi.
Bahkan beliau termasuk waliyullah kono ceritanya. Maksud dan tujuan Syech
maulana Magribi ini tak lain adalah mensyiarkan agama Islam.
Dalam mensyiarkan agama Islam di desa
mancingan Syech maulana Magribi mengalami hambatan dan pertentangan.
Pertentangan tersebut adalah menghadapi Begawan Selopawawening yang telah
datang terlebih dahulu mensyiarkan ajaran agama Budha. Dengan keniatan yang
baik demi mensyiarkan ajaran Islam Syech Maulana Magribi menemui Begawan
Selopawawening dengan tujuan utuk mensyiarkan ajaranya di desa mancingan, tapi
apa yang terjadi tujuan baik Syech Maulana Magribi ditolak oleh Begawan
Selopawawening kecuali terlebih dahulu menghadapi kesaktiannya.
Kesaktian ang di hadapi Syech Maulana
Magribi dengan Begawan Selopawawening ini adalah pertama adu sembunyi kata orang
Jawa Nyebutnya “ Delikan “ singkat ceritannya Syech Maulana Magribi menang.
Kedua adu memancing ikan, dalamadu memancing ini terjadi keanehan sehinnga para
penonton kagum. Apa keanehan itu ? dalam kisahnya Syech Maulana Magribi memberi
kesempatan terlebih dahulu kepada Begawan Selopawawening untuk memancing ikan,
dengan cepat Begawan Selopawawening melemparkan kailnya langsung mendapat ikan
besar, kagumlah orang-orang yang menyaksikannya. Kesempatan selanjutnya Syech
Maulana Magribi, dalam adu memancing ini Syech Maulan Magribi menggunakan
walesan yaitu kail yang terbuat dari bambu.
Dalam adu memancing ikan ini Syech
Maulana Magribi mendapat ikan besar dan ikan tersebut sudah matang dan sedap
rasanya, sehingga orang-orang yang menyaksikannya kagum dan siapa yang ingin
memakannya disilakan untuk makan. Setelah memenangkan adu tersebut Begawan
Selopawawening kalah, sehingga akhirnya mengakui kehebatan ilmunya Syech
Maulana Magribi yang sangat tinggi dan akhirnya padepokan mancingan pun
diserahkan.
Padepokan yang didirikan Begawan
Selopawawening ang berada di bukit sentana, oleh Syech Maulana Magribi
dijadikan Pondok pesantren. Disanalah ilmu-ilmu agama di pelajari dan
perkembangan ajaran Islam mulai berkembang pesat di daerah sekitarnya hingga
akhir hayat.
Dikisahkan juga bahwa walesan yang
digunakan untuk memancing ikan ditanam dibelakang pondok pesantren yang
sekarang menjadi kebun bambu, orang desa mancingan menyebutnya bambu sentana
atau bambu magapura. Makam Syech Maulana Magribiparangtritis berada hampir di
seberang pertigaan yang mengarah kepantai parang kusumo. Dipojokan pertigaan
ada hotel Gandung, berjejer dengan restoran padang. Jarak dari situs suro colo
adalah 5,8 km, arah ke Utara (arah datang).
Dari situs itu kami belok ke kiri di
pertigaan, dan belok kiri lagi kearah selatan setelah bertemu dengan jalan
parangtritis. Jika dari situs surocolo diteruskan arah keselatan, sesungguhnya
ada gua peninggalan jepang diatas perbukitan. Namu menurut penduduk jalannya
sangat buruk, bahkan untuk sepeda montor sekalipun, sehingga saya menngurunkan
niat untuk mengunjunginya.
0 comments:
Post a Comment