Selamat malam sahabat Lily... bagaimana kabarnya? Semoga kalian
dalam keadaan baik-baik saja ya... kali ini mimin akan Pandanga Ki Hajar
Dewantara Tentan Pendidikan Anak Usia Dini, semoga bermanfaat :
Banyak pakar di Indonesia
yang mempunyai filosofi tentang pendidikan anak usia dini, diantaranya Ki Hajar Dewantara, KH. Hasyim
Asy'arie, KH. Ahmad Dahlan, HOS Cokroaminoto. Namun dari sekian banyak pakar
tersebut, pemikiran Ki Hajar Dewantara dipandang lebih representatif, oleh
karena itupembahasan di sini hanya mengemukakan pemikiran Ki Hajar Dewantara
tentang pendidikan anak usia dini.
Tentang pendidikan anak usia dini Ki Hajar Dewantara, memandang
bahwa bermain bagi anak merupakan kodrat alam yang memiliki pembawaan
masing-masing serta kemerdekaan untuk berbuat serta mengatur dirinya sendiri.
Kekuatan kodrati yang ada pada anak ini tiada lain adalah segala kekuatan dalam
kehidupan lahirdan batin anak yang ada karena kekuasaaan kodrat (karena faktor pembawaan
atau keturunan yang ditakdirkan secara ajali). Kodrat anak bisa baik dan bisa
juga sebaliknya.
Kodrat itulah yang akan memberikan dasar bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Namun, kebebasan dalam bermain itu juga sangat relatif
karena dibatasi oleh hak-hak yang patut dimiliki oleh orang lain. Anak memiliki
hak untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya sehingga anak patut di beri
kesempatan untuk berjalan sendiri dan tidak terus menerus dicampuri atau
dipaksa. Guru TK hanya boleh memberi bantuan jika anak menghadapi hambatan yang
cukup berat dan tidak dapat diselesaikan.
Search from ngelmu id |
Hal tersebut merupakan cerminan dari semboyan "Tut Wuri
Handayani". Atas dasar itulah Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa setiap
anak memiliki potensi untuk berkembang sehingga pemberian kesempatan yang luas
bagi anak untuk mencari dan menemukan pengetahuan karena yang demikian itu
secara tidak langsung akan memberikan peluang bagi potensi anak untuk dapat
berkembang secara optimal. Dengan demikian, Ki Hajar Dewantara memandang bahwa
pendidikan anak itu sifatnya hanya sebatas menuntun pertumbuhan dan
perkembangan kekuatan-kekuatan kodrati yang dimiliki anak, hal ini berlangsung
melalui kegiatan bermain. Pendidikan sama sekali tidak mengubah dasar pembaaan
anak, kecuali memberikan tuntunan agar kodrat-kodrat bawaan anak itu tumbuh dan
berkembang kearah yang lebih baik.
Tiga sikap perilaku dalam teori pendidika Ki Hajar Dewantara adalah
kontinyu, konsentris, konvergensi yang dariselanjutnya disingkat trikon.
Berorientasipada tempat terlaksannya pendidikan anak usia dini khususnya dan pendidikan
paa umumnya, Ki Hajar Dewantara membagi
tiga komponen lingkungan yang berperan dalam pendidikan anak, yaitu:
a. Lingkungan
keluarga, yaitu pendidikan yang pertama dan utama yang dilaksanakan oleh
anggota keluarga terutama ayah dan ibu.
b. Lingkungan
sekolah, pendidikan yang dilaksanakan
setelah keluargayaitu yang dilaksanakan oleh guru.
c. Linkungan
masyarakat, tidak dapat dipungkiri anak mempunyai dorongan untuk menjadi
anggota dslsm lingkungan masyarakat dan lingkungan ini turut mendidik da
membentuk karakter anak. Ketiga lingkungan ini oleh Ki Hajar Dewantara disebut
sebagai Tri Pusat Pendidikan.
0 comments:
Post a Comment