Selamat
malam sahabat Lily... sudah lama mimin gak pernah posting. Oya kemaren habis
jalan ke Candi penataran yang ada di Blitar, Jawa Timur dan kebetulan kali ini
mimin akan membahas tentang sejarah dari Candi Penataran.
Candi
Penataran atau Candi Panataran atau nama aslinya adalah Candi
Palah adalah sebuah gugusan candi bersifat
keagamaan Hindu Siwaitis yang
terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten
Blitar, Jawa Timur. Candi termegah dan terluas di Jawa
Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud,
di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. Dari
prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada
masa Raja Srengga dari Kerajaan
Kadiri sekitar tahun 1200 Masehi dan
berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana,
Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.
Dalam
kitab Desawarnana atau Nagarakretagama yang
ditulis pada tahun 1365, Candi ini disebut sebagai bangunan suci
"Palah" yang dikunjungi Raja Hayam Wuruk dalam
perjalanan kerajaan bertamasya keliling Jawa Timur.
Arca dwarapāla penjaga pintu gerbang.
Kompleks
candi ini adalah gugusan beberapa bangunan yang membujur dalam poros barat
laut-tenggara. Di belakang candi utama di sisi timur terdapat sungai yang
berhulu di gunung Kelud. Kompleks candi ini disusun dalam pola linear, beberapa
candi perwara dan balai pendopo terletak di depan candi utama. Tata letak ini
berbeda dengan candi pada langgam Jawa Tengah,
misalnya Candi Sewu, yang disusun dalam pola mandala konsentrik
dengan candi utama terletak di tengah halaman candi dikelilingi barisan candi
perwara. Pola susunan linear dengan pola agak tidak beraturan pada candi
Penataran ini merupakan ciri khas langgam Jawa Timur yang
berkembang pada zaman Kediri hingga Majapahit, lalu
dilanjutkan pada pola tata letak Pura Bali.
Kompleks
bangunan Candi Penataran menempati areal tanah seluas 12.946 meter persegi
berjajar membujur dari barat laut ke timur dan tenggara. Seluruh halaman
komplek percandian kecuali yang bagian tenggara dibagi menjadi tiga bagian,
yang dipisahkan oleh dua dinding. Untuk lebih mudahnya dalam memahami kompek
Candi Penataran, bagian-bagian dari Candi Penataran disebut halaman depan,
halaman tengah, dan halaman belakang. Susunan dari komplek Candi Penataran yang
sangat unik dan tidak tersusun simetris. Hal ini mengambarkan bahwa pembuatan
candi tidak dalam satu periode.
Candi Candra
Sengakala di kompleks Penataran
Candi Candra
Sengkala berangka tahun 1291 Saka atau 1369 Masehi.
Masyarakat Jawa Timur lebih
mengenalnya dengan nama Candi Brawijaya yang
merupakan bangunan yang paling dikenal dalam kompleks Candi Penataran dan juga
digunakan sebagai lambang kodam V Brawijaya. Terkadang
ada juga yang menyebutnya Candi Ganesha karena
di dalam bilik candinya terdapat sebuah arca Ganesha. Lokasi
candi berada di sebelah tenggara bangunan pendopo teras dalam jarak sekitar 20
meter. Pintu masuk candi terletak di bagian barat, pipi tangganya berakhir pada
bentuk ukel besar dengan hiasan tumpal yang berupa bunga-bungaan dalam susunan
segitiga sama kaki. Bagian dalam relung candi terdapat sebuah arca Ganesha dari
batu dalam posisi duduk di atas padmasana. Pada bagian atas bilik candi pada
batu penutup cungkup terdapat relief Surya Majapahit yakni
lingkaran yang dikelilingi oleh jurai pancaran sinar yang berupa garis-garis lurus
dalam susunan beberapa segitiga sama kaki. Relief Surya Majapahit juga
ditemukan di beberapa candi yang lain di Jawa Timur ini
dalam variasi yang sedikit berbeda sebagai lambang kerajaan.
Candi Candra
Sengkala seperti umumnya bangunan-bangunan candi lain, terdiri dari
bagian-bagian yang disebut kaki candi yaitu bagian candi yang bawah, kemudian
tubuh candi, terdapat bilik atau kamar candi (garbagriya) dan
kemudian mastaka atau kemuncak bangunan yang berbentuk kubus. Pada bagian
mahkota terdapat hiasan yang raya dan pada masing-masing dinding tubuh candi
terdapat relung-relung atau ceruk yang berupa pintu semu yang di bagian atasnya
terdapat kepala raksasa kala yang rupanya menakutkan.
Kepala makhluk seperti ini disebut kepala kala yang di Jawa Timur sering
disebut Banaspati yang berarti raja hutan. Penempatan kepala kala di atas
relung candi dimaksudkan untuk menakut-nakuti roh jahat agar tidak berani masuk
komplek percandian. Sementara itu pada sekeliling bangunan ini terdapat
sisa-sisa tembok bata yang tinggal bagian dasarnya dengan pintu masuk di sisi
barat laut. Bangunan-bangunan di halaman pertama ini seluruhnya terbuat dari
batu andesit. Kecuali dua buah fondasi dari bata berdenah persegi panjang,
terletak di sebelah timur laut candi Candra Sengkala ini. Di sebelah kiri candi
Candra Sengkala terdapat arca wanita yang ditafsirkan sebagai arca
perwujudan Gayatri Rajapatni.
0 comments:
Post a Comment